LPI vs LSI
Sekarang yang sedang ramai adalah antara Liga Primer Indonesia dan Liga Super Indonesia. Tadinya saya ingin menulis tentang itu, tapi berhubung lagi sibuk ngerjain skripsi jadi keduluan ukhtiy saya, Tari. Ya sudah saya copas tulisannya aja deh,, hihii.. Saya edit dikit gpp yah ukhtiy :D
Logo LPI |
Setelah gaung Piala AFF mereda, di bulan ini insan sepak bola tanah air akan disuguhi kompetisi yang masih baru dirintis. Yups, Liga Primer Indonesia (LSI) yang digagas oleh seorang pengusaha, Arifin Panigoro. Kemunculannya pun mengundang pro dan kontra. Yang paling heboh, lebih tepatnya kelabakan tak lain adalah otoritas tertinggi sepak bola Indonesia, PSSI. LPI memang tidak dibawah naungan PSSI. Di samping itu, di negeri ini ada kompetisi kasta tertinggi yakni Liga Super Indonesia (LSI) yang dibawah naungan organisasi yang diketuai oleh Nurdin Halid tersebut.
Tak pelak, karena merasa memiliki kewenangan, PSSI mengecam keras akan diselenggarakannya LPI. Imbasnya klub-klub dan pemain anggota PSSI akan dikenai sanksi. Sejauh ini, yang saya taHu dari pengakuan yang bersangkutan, hal itu masih sebatas ancaman. Seperti yang kita tau, sudah 3 klub yang mangkir dari kompetisi yang telah menelurkan 2 kampiun dan lebih memilih membelot ke LPI, yakni Persema Malang, Persibo Bojonegoro, dan PSM Makassar. Bahkan Irfan Bachdim yang menjadi ikon baru tim nasional memilih bertahan di Persema yang ikut LPI. Dan itu berarti karirnya di timnas terancam.
Jika dinilai secara mendalam, sikap PSSI tersebut memunculkan pertanyaan, karena takut tersaingi atau karena benar-benar ingin menegakkan hukum? Menurut saya, jika melihat track record PSSI, ada tendensi bahwa PSSI khawatir LSI akan tenggelam oleh kesuksesan LPI jika kompetisi yang baru lahir itu benar-benar bisa diterima masyarakat. Kekhawatiran tersebut bukan tanpa dasar dan kemungkinan besar bisa menjadi kenyataan. Apalagi masyarakat Indonesia geram sekali dengan tak kunjung diadakannya revolusi dalam tubuh PSSI.
Menurut saya, alangkah baiknya jika PSSI introspeksi diri. Alangkah baiknya mendengarkan kritikan-kritikan dari luar sana. Alangkah baiknya jika kemunculan LPI ini menjadi cambuk agar kompetisi-kompetisi di bawah naungan PSSI tak sampai kalah dalam segala hal dari kompetisi yang mereka anggap ilegal tersebut. Toh alasan LPI dibentuk sangat jelas, karena ingin sepak bola tanah air berubah menjadi lebih baik,agar kompetisi tidak carut-marut, jadwal tak berubah-ubah, keputusan wasit jelas, dll. Alangkah baiknya jika PSSI fokus berbenah diri daripada mencari-cari keburukan dan kelemahan yang di luar naungannya.
Perkembangan terakhir, Menpora Andi Mallarangeng justru mendukung keberadaan LPI dan tidak mempermasalahkan jika ada pemain LPI yang dipanggil timnas. Pelatih Alfred Riedl pun bersikap cuek dan memilih tetap memanggil 8 pemain yang bermain di LPI termasuk Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan. Dengan demikian skor sementara LPI 2-0 LSI.
Sebagai perbandingan mari kita lihat jadwal dua tim asal Bandung yang berlaga di LPI dan LS bulan Januari ini.
Jadwal Bandung FC (LPI)
10/1 Persebaya Surabaya vs Bandung FC (Surabaya)
17/1 Bandung FC vs Bogor Raya (Bandung)
23/1 Bandung FC vs Tangerang Wolves (Bandung)
Jadwal Persib Bandung (LSI)
12/1 Sriwijaya FC vs Persib (Palembang)
16/1 Bontang FC vs Persib (Bontang)
20/1 Persisam vs Persib (Samarinda)
23/1 Persib vs Arema (Bandung)
30/1 Persiwa vs Persib (Wamena)
Dilihat dari jadwal saja sudah terlihat betapa bobroknya LSI. Bandung FC sebagai kontestan LPI hanya dijadwalkan tiga kali bertanding bulan Januari ini dengan jadwal yang teratur seminggu sekali. Itu pun dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Sedangkan Persib sebagai kontestan LSI harus bertanding lima kali dan melakukan tur keliling Indonesia, dari Palembang, Bontang, Wamena dalam waktu singkat!!! Tak masuk akal.
Skor LPI 3-0 LSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar